Sabtu, 05 Mei 2012

Legenda tentang hujan


Dalam legenda China diceritakan bahwa Guru Hujan (Yushi) sering mengambil bentuk perwujudan hewan. Salah satunya adalah ulat kepompong sutera. Kepompong ini memiliki beberapa selir berwajah hitam legam seperti bayangan, salah satunya adalah burung berkaki satu yang bisa sesuka hatinya mengubah tinggi badannya dan menguras isi lautan sampai kering dan ditumpahkan berhari-hari ke bumi. 

Legenda bangsa Yunani tentang hujan menceritakan ada sang dewa penguasa neraka Hades yang jatuh cinta Persephone, putri Demeter, sang dewi Pertanian. Karena tidak direstui, Hades nekad menculik Persephone dan membawa nya ke bawah tanah. Setelah silang sengketa yang alot akhirnya Hades dan Demeter membuat perjanjian. Persephone selama 6 tahun harus tinggal bersama Hades dan 6 bulan berikutnya tinggal bersama Demeter, ibunya. Konon huja turun saat Demeter sedang berbahagia karena putrinya yang diculik oleh dewa bawah tanah, Hades, kembali dari bawah tanah. Kegembiraan Demeter membuat pertanian menjadi subur, hujan turun secara teratur untuk menumbuhkan tanaman secara alami. Tetapi, jika Persephone sedang berada di bawah tanah, Demeter akan bersedih dan alam pun ikut bersedih sampai-sampai tanaman pun tidak dapat tumbuh.

Cerita lainnya, alkisah Zeus marah kepada manusia terutama kepada Promotheus yang sudah mencuri api Zeus dan menyebarkan api itu kepada manusia lain di bumi. Zeus yang marah menghukum Promotheus dengan mengikatnya disebuah batu dan setiap beberapa jam sekali akan datang seekor burung elang yang memakan hatinya terus berulang-ulang. Kepada manusia lain di bumi, Zeus menghukumnya dengan menurunkan hujan lebat selama berhari-hari. Zeus ingin manusia di bumi musnah.

Cerita asal muasal hujan juga datang dari negeri 'viking' Norwegia. Hujan datang karena ada dewa bernama Thor yang selalu memukulkan palunya ke langit. Dengan keretanya yang ditarik oleh dua ekor kambing, Thor melintas di langit. Ketika itulah dia memukulkan palunya ke langit dan terdengarlah gemuruh guntur dan kilatan dari halilintar. Tak lama kemudian, hujan turun ke bumi membawa air kesuburan yang diinginkan oleh bangsa Viking untuk bercocok tanam.
Itu tadi beberapa legenda tentang hujan yang penulis salin dari beberapa sumber, namanya juga legenda pasti ada kisah fiktif di dalam nya meski terkadang mendekati kenyataan.

Berikut asal muasal hujan yang dikaji secara ilmiah :  

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar