Minggu, 22 April 2012

memoar of Tambak Bulusan, January-February 2007

Wah, jadi ingat jaman Kuliah Kerja Nyata dulu. 35 hari di dusun Bulusan desa Tambak Bulusan kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.  Nggak mungkin terlupa, bersama 4 temanku, Bayu, Aan, Sri dan Cahyono sebagai kordes. Di foto itu tepat nya tanggal 24 Februari 2007. Anak-anak di desa tersebut sampai rela iuran buat menyewa perahu dan mengajak kami ''praon'', menuju ke gosong(daratan di tengah laut yang muncul saat laut surut). Aku yang ngga bisa renang nekad saja, ikutan nyebur walau tinggi air laut nya sampai ke atas pinggang. Seperti yang terlihat di gambar, kaus penuh dengan pasir karena kami main lempar2 an pasir, ngga adil sebenarnya 5 orang melawan puluhan anak-anak walaupun waktu mereka baru kelas VI SD. Felt like i'm the center of their universe khan, haha narcis.com.
Yang susah dilupakan keramahan dan kepedulian warga terhadap kami, walaupun kami cuma sebentar di sana, tetap kami merasa dihargai. Wilayah pantai yang terkenal dengan watak penduduk yang keras ternyata tak seperti itu. Mereka menyambut kami dengan tangan terbuka dan ketulusan yang luar biasa. Beraneka sea food seperti ikan, udang, kepiting seperti menjadi kemewahan baru yang dapat kami nikmati di sana.

Terimakasih keluarga bapak Ma'ruf dan ibu Rohmah yang telah dengan ikhlas menjadi orang tua asuh kami selama KKN, jasa kalian tak kan kami lupakan. Adik-adikku, Meta, Zia, Milhana, dan Nirmala putra-putri keluarga pa Ma'ruf dan ibu Rohmah yang juga menerima kami dengan hangat, meski mungkin selama 35 hari kami mengambil privasi kalian. Terima kasih sebanyak-banyaknya.
Wakatobi Beach

Mungkin pantai di Bulusan ngga seindah Wakatobi, Raja Ampat atau Sanur dan Kuta Bali. Tapi kenangan lah yang mewarnai nya, membungkus nya menjadi begitu bermakna di dalam hati kami. Sampai kapanpun kami tak akan pernah lupa, sepenggal kisah yang telah kami lalui di sana.
Kisah itu akan terus melekat seperti daging dan tulang yang membungkus tubuh kami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar