Kenapa sampai bilang gitu.. Kalau dari segi umur, kan harusnya udah ngga pantes kan mbaca teenlit.. Hehehe.. Maklum, umur e udah expied kalau harus mbaca teenlit.. Tapi, baru kemarin mbaca 2 buku teenlit dan bener-bener bisa bikin terhanyut.
Sebenarnya bukan tipe yang pemilih kalau soal kategori buku. Ibarat kata asal udah di tangan pasti yang namanya buku bacaan dilibas habis mpe halaman terakhir. Kebetulan, ada adiknya temen saya yang dapet kado ultah berupa tetralogi teenlit. Penasaran, pinjam deh 2 buku pertama.
Buku #1 = Summer in Seoul
Buku #2 = Autumn in Paris
Buku pertama menceritakan tentang seorang gadis keturunan Korea-Indonesia bernama Han Soon Hee atau akrab di sapa Sandy yang kuliah sambil kerja di kota Seoul. Ada sahabatnya bernama You Mi, penyanyi terkenal Jung Tae Woo dan managernya Hyun Sik, serta bos Sandy yang bernama Mr. Kim yang otoriter namun eksentrik. Gaya bahasa penulis memang tak seringan novel-novel teenlit lain yang pernah saya baca. Tapi semakin dibaca, semakin menarik jalinan cerita nya, meskipun dengan ending yang bisa dibilang ''happy ending'', tetap saja recomended lah buat dibaca.
Buku kedua, Autumn in Paris boleh dibilang menyajikan elemen kejutan. Menceritakan gadis Indo-Perancis bernama Victoria-dipanggil Tara Dupont, yang bekerja sebagai penyiar di stasiun radio lokal kota Paris, tentang persahabatannya dengan Sebastien, Elise; konflik dan hubungan asmara nya dengan Tatsuya, maupun hubungan nya dengan sang ayah. Meski di awal cerita nya ringan dan mengalir, di bagian akhir nya lah yang menyajikan ''elemen kejutan''. Konflik emosi yang di alami Tara sungguh mengaduk emosi dan perasaan. Agak lebay mungkin, tapi saya jujur menangis berurai air mata membaca novel ini. Jangan berkomentar lho sebelum membaca sendiri cerita nya.