Menjadi penyuluh berarti bersiap turun ke tingkat petani, memberi contoh dan mengarahkan tentang cara bertani yang benar. Untuk itu harus siap terjun ke sawah dan berkotor-kotor ria terkena lumpur dalam membimbing petani. Sebenarnya dalam hal menanam padi, petani jauh lebih mahir dan terampil, yang kurang adalah cara budidaya yang kadang belum benar.
Pernah mendengar sistem tanam ''jajar legowo''? Sistem ini dikenalkan pertama kali di Jawa Tengah oleh pak Legowo. Legowo berasal dari kata ''lego'' dan ''dowo'' yang artinya lega dan panjang. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah
meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga
pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan
kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam
antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu
rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT).
Sebelum ditanam, benih padi diseleksi dengan cara dijemur matahari lalu diayak. Benih kemudian di rendam dalam air yang telah diberi garam 1 % (1 gram garam untuk tiap 1 liter air). Benih yang tenggelam yang dipakai sedangkan yang terapung atau melayang tidak digunakan. Selanjutnya benih diperam dalam air sampai tercelup sepenuhnya selama 6 jam. Apabila sudah mulai berkecambah benih dapat di semai di lahan pesemaian. Setelah 15-24 hari, benih siap untuk dipindah tanam.
Persiapan yang dilakukan untuk penanaman jajar legowo adalah menentukan poros / as di tiap petak sawah. Ini diperlukan untuk membuat baris legowo lurus. Diusahakan arah tanam adalah menghadap matahari terbbit (arah timur) sehingga tanaman mendapatkan sinar matahari secara optimal. Setelah didapat 1 garis lurus, garit mulai dioperasikan membujur lalu melintang sehingga terbentuk kotak-kortak di petakan sawah yang akan ditanami. Panjang dan lebar kotak pada petak sawah yang digarit disesuaikan dengan jarak tanam yang biasa digunakan. Untuk tanah dengan tingkat kesuburan tinggi jaraknya lebih lebar. Di Jawa Tengah jarak uyang umum digunakan adalah 20-25 cm. Untuk mempermudah proses penggaritan, lahan sawah sebaiknya tidak diairi dulu semalaman sehingga keesokan hari nya saat digarit tidak ada genangan air.
Apabila sudah terbentuk kotak pada petakan sawah yang akan di tanami, tinggal menentukan legowo berapa yang akan digunakan. Untuk memperoleh produksi optimal legowo 4:1 direkomendasikan, sementara untuk kualitas bulir yang lebih berisi direkomendasikan legowo 2:1.
Ilustrasi Legowo 2:1
Kalau pada penanaman konvensional dikenal istilah ''tandur''(ditata karo mundur") yang artinya di tata sambil mundur, hal ini tidak berlaku pada sistem tanam legowo. Dalam penanaman legowo lebih fleksibel, menanam bisa dilakukan dengan berjalan maju maupun mundur, sehingga mempermudah petani dalam bertanam.
Penanaman sistem legowo ini mungkin pada awalnya agak membingungkan bagi petani, tapi apabila sudah terbiasa petani akan menyadari kalau sistem tanam ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah
pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit
tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit
terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang
suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka
kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit
dapat ditekan.
4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.
5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan
menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman
pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman
yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar
matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama
fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga
akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi
pertumbuhan dan hasil.
Penanaman Legowo 2:1
Tentunya ada beberapa kendala yang dihadapi petani dalam mengaplikasikan sistem tanam ini. Umumnya berkaitan dengan sawah yang petakan nya sempit, kekurang mahiran dalam penggaritan sampai dengan tenaga yang tidak memadai.
Tapi tidak ada salah nya bersusah payah di awal untuk hasil yang lebih baik di akhir kan??